NUSA PUAN YANG SEHARUSNYA


NUSA PUAN
YANG SEHARUSNYA

Nusa puan, Hena Puan atau Buano negeri seribu keramat konon katanya. Negeri beradab dengan adat dan budaya yang kokoh, sejuta makna simbolis yang mewarnai tabiat dan tuturan yang DIwariskan hingga saat ini. Parah generasi terkini terkadang terlalu cepat dalam berkonklusi tentang hakikat makna di balik semua hajatan yang ada. Nene moyang nusa puan hual tentu tak sudi meniinggalkan jejak yang membuntutkan generasinya di hari ini. Mereka  para leluhur suci yang perkataan dan perbuatan mereka adalah bagian daripada ilham  ILLAHI. Apa mereka bagian dari manusia  biasa seperti generasi saat ini..? yag penuh dengan noda dan nista tentu tidaklah untuk langsung menjawab. Sepandai pandainya generasi sekarang berteoritis tapi lebih pandailah mereka karena mereka yang duluan dan mereka yang meletahkan pondasi serta jalan awal generasi sekarang.
Kalaupun ada yang menjastis suatu kebenaran dengan pendekatan litelatur dan pengamatan sehingga dengan mudah beralibi bahwasannya apa yang nusa puan hual jalani selama ini salah maka di sarankan berhentilah dan tanyakan siapa dirimu? darimana asalmu? dan apa mau kamu yang sebenarnya?. Nusa puan dalam kondisi terkini memang membutuhkan penyesuaian namun bukan berarti tidak serta merta semua yang ada terbantahkan oleh konsepsi- konsepsi yang di miliki, tentu masih jauh dari peradaban dan adat negeri ini. Mana yang seharusnya di letakkan pada esensi yang sebenarnya manakalah ada yang beranggapan sebagian tidak lagi relefansi dengan apa yang di wariskan. Butuh keterbukaan dan berjiwa besar untuk membenarkan mana yang semestinya. Siapapun dia di perbolehkan untuk meluruskan segala sesuatu yang hendak untuk di luruskan dan siapapun dia tidak boleh langsung membangkang begitu saja sehingga nantinya membuat onar. Berlahan kita terlena dengan kondisi mengkehendaki untuk lebih modern namun apa jadinya hidup modern jika tidak beraturan dan beramburaduk. Modern hehe..!! jadinya seperti itu..!! makin hari makin menjadi jadi, tidak lagi punya etika, punya adab. Masing masing klaim dia hebat, dia jago, dia kaya dan dia kuat. Jadinya hukum rimbah berlaku kembali tanpa di sadari ( Homo homini Lupus). Apa yang kita banggakan dari negeri ini. Negeri yang beradat, beradaba  namun manusia manusia tidak lagi beradab seperti yang seharusnya. Jangan bilang mau bangun negeri kalau sekat terus  dibangun, kampanye hitam terus di gelorakan di sudut sudut label makna simbolis yang bergentayangan.  

Saya bangga punya NUSA PUAN HUAL Tapi seperti yang sehahrusnya bukan yang seperti ini. 

Komentar

Postingan Populer